Faktagarut.id || GARUT.- Rencana peralihan kawasan area parkir di halaman area UOBK RSUD dr. Slamet Garut, ke area parkir yang ada di Teras cimanuk, membuat kehawatiran puluhan juru parkir yang saat ini bertugas.
Mereka (juru parkir-red) khawatir, umpamanya betul-betul terjadi peralihan area kawasan parkir yang saat ini mereka bertugas, ke area teras cimanuk. Tentunya para petugas parkir yang saat ini bekerja hampir belasan tahun, terancam jadi pengangguran.
“ Tentunya, kami khawatir ya kang, bagaimana nasib anak istri kami atau keluarga kami yang lain, umpamanya kami tidak bertugas lagi bekerja atau menjadi petugas parkir di sini. Sementara biaya untuk hidup sehari-hari keluarga kami dari pekerjaan ini,” ujar Endang Yanto, salah seorang petugas parkir RSUD dr Slamet Garut, Warga Kp. Cilutung, Desa Mekargalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut. Saat ditemui Faktagarut.id di area parkir RSUD dr. Slamet Garut. Kamis (31 Oktober 2024) Malam.
Lanjutnya, Ia berharap adanya perlindungan bagi masyarakat kecil seperti dirinya dan petugas parkir yang bernasib sama, baik dari pihak RSUD ataupun pihak PT Berlian yang saat ini menjadi tulang punggung dalam menjalankan aktivitas parkir di area UOBK RSUD dr Slamet Garut, agar mata pencaharian yang telah dilakoninya hampir selama bertahun-tahun tidak hilang begitu saja.
“ pengabdian saya bekerja sebagai petugas parkir yang hampir kurang lebih 20 tahun tidak hilang begitu saja kang, bagaimana nasib keluarga kami, apalagi Tiga orang anak-anak saya masih kecil dan masih sekolah yang tentunya sangat membutuhkan biaya, ditambah lagi saya di rumah mengurus ibu saya juga yang saat ini sudah lanjut usia dan terkadang sakit-sakitan,” katanya.
Ia berharap, baik itu pihak RSUD ataupun pihak PT. Berlian Parkir yang saat ini masih terikat kontrak kerjasama hingga 2028 nanti bisa kembali berkerjasama, bersinergi seperti biasa.
“ Mudah-mudahan segera ada kesepakatan yang mufakat, baik pihak RSUD dan pihak PT. Berlian Parkir bisa kembali berkerjasama seperti biasa, dan kami yang bekerja dilapangan sebagai petugas parkir juga tentunya tidak akan khawatir seperti saat ini,” ungkapnya.
Kehawatiran yang sama juga dirasakan Angga, Cepi dan Rendi Paisal Warga Kp. Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler, yang sama-sama bekerja sebagai juru parkir, di area UOBK RSUD dr Slamet Garut sejak 2017. Dirinya mengaku bingung umpannya mereka tidak lagi bekerja sebagai petugas parkir di area UOBK RSUD dr Slamet Garut.
Sebab biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari diakui mereka, hasil dari pada menjadi petugas parkir yang saat ini di bawah naungan PT. Berlian Parkir 444.
“ Bagaimana nasib, anak-anak kami kang kalau dipindahkan ke teras Cimanuk, otomatis kami akan ngangur. Siapa yang biayai sehari-hari keluarga kami,” ucap mereka dengan nada sedih.
Pihaknya berharap dengan sangat, pihak RSUD dr Slamet dan PT. Belian Parking 444 yang saat ini masih terikat kontrak kerjasama bisa kembali berkerjasama seperti sebelumnya.
Disisi lain, seperti kita ketahui. Saat ini pemerintah kabupaten garut, disamping terus berupaya menurunkan
angka kemiskinan, juga terus berupaya meningkatkan lapangan pekerjaan.
Bahkan dilansir dari website rri.co.id (Radio Republik Indonesia) data Badan Pusat Statistik (BPS) yang disinkronkan dengan jumlah pencari kerja di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Garut. Angka pengangguran terbuka di Kabupaten Garut pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 102 ribu orang atau 7,3% dari total penduduk.
Bahkan dikutip, faktor yang menyebabkan tingginya angka pengangguran di Kabupaten Garut, di antaranya. Tidak seimbangnya jumlah lulusan SMA sederajat dengan serapan tenaga kerja lokal Lapangan pekerjaan di Kabupaten Garut masih terbatas.
Penulis : Indra R
Editor : YF