FAKTAGARUT.ID, – Sebanyak 600 guru Raudhatul Athfal (RA) yang tergabung dalam Ikatan Guru RA (IGRA) Kabupaten Garut, mengikuti Orientasi Teknis (Ortek) Pramuka Prasiaga yang dilaksanakan di Aula Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Garut, Jalan Pembangunan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Sabtu (3/9/2022). Acara ini dihadiri dan dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati (Wabup) Garut, dr. Helmi Budiman
Dalam sambutannya wabup mengatakan, jika anak-anak di jenjang RA hingga SD merupakan masa-masanya yang paling dominan untuk mendapatkan pendidikan karakter.
“Jadi sebenarnya yang sangat diperlukan oleh kita itu kan di samping ilmu itu adalah adab, dan adab itu lebih tinggi posisinya dari pada ilmu, dan adab itu harus sejak dini, sejak kecil, sejak prasiaga, siaga, (atau dari) TK, SD, jadi memang Pramuka itu justru paling penting itu adalah di prasiaga sama siaga,” kata Wabup Garut.
Wabup Garut mengungkapkan pendidikan karakter yang diberikan oleh agama dan oleh pramuka itu saling mendukung dan saling mengisi.
“Dan sebenarnya adalah itu-itu juga, kayak di Pramuka ada takwa kepada Tuhan yang Maha Esa, itu sama pendidikan agama juga begitu,” ungkapnya.
Ketika berbicara terkait karakter anak, imbuh dr. Helmi, biasanya anak itu ada yang memang dibimbing baik, ada juga yang memperlihatkan kenakalannya.
“Untuk apa? untuk dibina, jadi semua hal-hal yang negatif ataupun yang positif yang diperlihatkan oleh anak-anak kita tentu itu adalah sesuatu yang sangat berharga bagi perjalanan anak-anak kita, dan kakak-kakak pembinalah yang memberikan arahan bimbingan agar hal yang positif yang diperlihatkan anak-anak kita dipelihara, kalau ada hal yang negatif yang diperlihatkan oleh anak-anak kita juga diberikan solusinya agar tidak seperti itu,” imbuh dr. Helmi.
Ia juga mengapresiasi positif terhadap upaya-upaya yang dilakukan oleh para Guru RA yang telah membina muridnya dengan slogan sehat, cerdas, dan juga ceria.
Sementara itu, Perwakilan dari Pengurus Wilayah (PW) IGRA Jawa Barat, Nanang, menuturkan bahwa Pramuka Prasiaga RA ini merupakan intrakurikuler, karena didalamnya ada muatan pembelajaran pembentukan karakter melalui pengenalan nilai-nilai kepramukaan.
“Karena kalau pramuka prasiaga itu adanya di kwartir, sehingga ini KKWP (Kelompok Kerja Wahana Prasiaga) Jawa Barat itu punya program di masing-masing satuan organisasi, termasuk IGRA (atau) Ikatan Guru Raudhatul Athfal) di mana tujuannya seperti yang saya sampaikan bahwa untuk memberikan penguatan (dan) pembentukan karakter melalui pengenalan nilai-nilai kepramukaan,” tutur Nanang.
Ia memaparkan jika salah satu syarat pembentukan KKWP di tingkat kabupaten itu harus diadakan terlebih dahulu orientasi atau pengenalan, yang nanti akan ditindaklanjuti di sekolah masing-masing dengan bimbingan teknis bagaimana menerapkan metode pembelajaran prasiaga RA secara baik dan benar.
“Nah oleh karena itu hari ini mungkin tidak akan bisa sekaligus langsung paham, yang nanti akan pahamnya ketika ada bimbingan langsung bagaimana menerapkan proses pembelajaran metode prasiaga paud ini di sekolah masing masing,” paparnya.
Di tempat yang sama Ketua Pengurus Daerah (PD) IGRA Kabupaten Garut, Adang Kamaludin, menyampaikan kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 600 orang guru perwakilan dari RA yang ada di 32 kecamatan se-Kabupaten Garut.
“Itu semuanya RA ada 684 gitu semuanya tepatnya itu 684 itu yang mengikuti itu cuma 612,” ujar Adang.
Ia mengatakan jika output yang ingin dihasilkan dari kegiatan ini adalah munculnya guru-guru RA yang berkualitas dan mampu menanamkan karakter positif kepada anak didiknya.
“Harapannya kedepannya mudah-mudahan guru guru yang ikut Ortek Prasiaga itu dia itu bisa mengamalkan, bukan saja di tingkat lembaga, tapi bisa ditularkan ke lingkungan yang ada di sana terutama untuk pendidikan usia dini,” tandasnya. (**)
Editor: Thio Alli