Faktagarut.id || GARUT.- Permasalahan kesehatan lingkungan menjadi salah satu aspirasi masyarakat di Kelurahan Kota Wetan, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut. Hal itu disampaikan masyarakat saat mengikuti reses Anggota DPRD Garut Yudha Puja Turnawan di Kantor Lurah Kota Wetan, Kamis (01/12/2022).
Dalam reses masa sidang III tahun 2022 itu Yudha Puja Turnawan banyak menyerap aspirasi masyarakat, salah satunya mengenai kesehatan lingkungan.
Yudha mendapat pengaduan, masih banyak warga yang buang tinja sembarangan ke selokan karena tidak mempunyai septic tank. Hal itu terjadi di RW 05 Kelurahan Kota Wetan.
Saat sesi tanya jawab, Yudha mendapatkan pengaduan dari salah satu warga bernama Dewi. Bahwa di RW 05 itu kebanyakan warga membuang tinja mereka ke selokan.
WC di rumah memang ada, namun yang jadi permasalahan adalah tidak ada septic tank. Sehingga pembuangan akhir di selokan.
Warga tersebut pun mengharapkan adanya pembangunan septic tank komunal (septic tank bersama) yang dapat menampung beberapa WC dari rumah warga.
Selain permasalahan buang tinja sembarangan, Yudha juga mendapatkan aspirasi tentang persampahan. Banyak warga yang minta diadakannya bak sampah, gerobak pengangkut sampah atau motor pengangkut sampah.
Kemudian warga juga meminta perbaikan jalan bolong, penanganan stunting, pembangunan rutilahu dan pembangunan drainase.
Aspirasi yang disampaikan masyarakat ini menurut Yudha sangat prioritas dan akan menjadi bahan dari pokok-pokok pikiran dewan yang akan disampaikan ke Pemda Garut melalui Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah).
Karena berdasarkan Permendagri No 86 tahun 2017, Bappeda mempunyai kewajiban untuk menelaah satu per satu pokok pokok pikiran dewan untuk kemudian diselaraskan dengan rencana prioritas pembangunan pemerintah daerah.
”Nah kehadiran Bappeda juga ada konteks penyelarasan apa saja usulan masyarakat yang sesuai target pemerintah daerah. Saya yakin ini semua jadi prioritas Kabupaten Garut,” ujar Yudha usai reses di kantor Lurah Kota Wetan.
”Sehingga ini bisa dimasukan ke renstra SKPD yang nanti oleh Bappeda dikomunikasikan ke tiap SKPD,” tambahnya.
Yudha juga menyebut bahwa permasalahan lingkungan yang disampaikan warga ini erat kaitannya dengan permasalahan stunting atau gagal tumbuh pada balita.
Karena lingkungan yang tidak sehat akan menyebabkan stunting pada balita.
Oleh karena itu Yudha pun mengundang Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dalam reses ini.
Kepala Bidang Litbang Bappeda Garut, Asep Nugraha menyebut bahwa pihaknya akan mengakomodir aspirasi masyarakat di Kota Wetan ini melalui pokok-pokok pikiran dewan.
Nanti kata Asep di tanggal 21 Desember akan dilaksanakan kick off meeting di Bappeda dan mungkin saja usulan ini akan menjadi prioritas di rencana kerja pembangunan kabupaten.
Selain dari reses DPRD, Asep juga menyebut bahwa usulan masyarakat yang akan dijadikan prioritas kabupaten adalah yang berasal juga dari musrenbang (musyawarah rencana pembangunan).
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr. Tri Cahyo juga ikut hadir dalam reses ini.
dr Tri Cahyo memberikan tanggapan soal stunting yang menjadi salah satu aspirasi masyarakat di Kota Wetan.
Ia pun mengungkapkan bahwa di Kelurahan Kota Wetan ini prevalensi stuntingnya memang tinggi. Hal itu disebabkan karena penduduknya banyak.
Ia pun meminta agar ada peran serta masyarakat untuk menangani stunting. Salah satunya dalam membantu memberikan makanan tambahan.
Sehingga tidak hanya peran pemerintah saja dalam penanganan stunting tersebut. (Tim/***)